UANG SERIBU DR 1952-2009
Mata uang, dalam hal ini Rupiah yaitu mata uang resmi Indonesia. yang kita kenal sekarang mungkin yang terkecil untuk uang kertas adalah pecahan 1000an ya, nah.. maka dari itu apasih.com akan menghadirkan mata uang Rp.1000an dari jeda tahun 1952 hingga 2009. nilai uang Rp.1000 tahun 1952 jelas berbeda dengan uang Rp.1000 tahun 2009, kalau di tahun 1952 uang Rp.1000 bisa digunakan untuk membeli satu gram emas, namun kini.. yahh... kalian tau sendiri lah.. oke langsung saja simak bentuk uang Rp.1000 dari tahun 1952 hingga 2009 dibawah ini.
Uang Rp 1000,00 Tahun 1952
Uang Rp 1000,00 Tahun 1958
Uang Rp 1000,00 Tahun 1959
Uang Rp 1000,00 Tahun 1960
Uang Rp 1000,00 Tahun 1968
Uang Rp 1000,00 Tahun 1975
Uang Rp 1000,00 Tahun 1980
Uang Rp 1000,00 Tahun 1987
Uang Rp 1000,00 Tahun 1992
Uang Rp 1000,00 Tahun 2000-2009
ketika tuhan menciptakan wanita
Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,
“Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?”
Tuhan menjawab,
“Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?” Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan“.
Malaikat menjawab dan takjub,
“Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!
Tuhan menjawab,
“Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari“.
Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
“Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?”
Tuhan menjawab,
“Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata.”
“Untuk apa?“, tanya malaikat.
Tuhan melanjutkan,
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.”
“Cintanya tanpa syarat. Hanya ada satu yang kurang dari wanita, Dia sering lupa betapa berharganya dia ..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar